Dengan berbekal pengalaman kenalan saya itulah, saya ingin membagikannya kepada Anda semua. Beliau juga terus membagikan pengalamannya itu ke setiap pengunjung blognya. Sehingga sampai sekarang blognya sudah langganan page one Google, dan trafficnya pun tidak perlu diragukan lagi.
Baik, kembali ke topik semula. Izinkan saya melanjutkan ceritanya sehingga Anda tahu detailnya. Dalam satu sampai dua minggu saja, beliau akhirnya bisa mendapatkan 100 sampai 200 pengunjung setiap harinya. Wow! Saya pikir itu luar biasa.
Namun... Mendengar cerita beliau selanjutnya, saya jadi menyadari sesuatu
Beliau mengatakan bahwa dalam waktu berikutnya, trafficnya tetap segitu, nggak ada kenaikan alias stagnan.
Menurut Anda sendiri dimana letak kendala kenalan saya itu?
Dia sudah mendapatkan tips dari ‘ahlinya’ yang diperoleh melalui forum. Sudah dipraktikkan secara real juga, tiap hari malah.
...Saya beri bocorannya untuk Anda.
Jadi, ternyata beliau mengalami kendala pada 3 aspek berikut:
1. Frekuensi Konten Update Vs Kualitas Konten
Beliau begitu rajin dan konsisten mengupdate kontennya, namun hal ini tidak work setelah dua minggu dari hari pertama beliau update konten. Tahukah Anda?
...ternyata frekuensi content update tidak mempengaruhi traffic web
Inilah yang berhasil beliau sadari dari pengalamannya blogging sampai sekarang. Hal ini disebabkan karena terlalu seringnya mengupdate konten.
Bukankah hal ini bagus?
Perlu Anda ketahui bahwa di dunia blogging, banyak blogger yang berlomba-lomba mem-publish konten sebanyak mungkin. Sedangkan viewer / visitor tidak mungkin membaca semua konten tersebut, katakanlah paling banyak mereka hanya membaca 5 artikel sehari.
Seperti apa artikel yang Anda bersedia untuk membacanya?
Pastinya yang...
- Kontennya menarik, dan Anda butuhkan
- Anda temukan di media sosial, sehingga menarik perhatian Anda.
Dengan begitu, beliau menemukan resep barunya yaitu hanya menerbitkan konten yang menarik, berkualitas, dan dibutuhkan banyak orang. Meskipun tidak di-publish setiap hari. Yang pasti tidak hanya mengejar update content per satuan waktu.
Saya punya pertanyaan, kalau begitu bagaimana dengan website yang masih terus menerbitkan banyak konten setiap harinya?
Ternyata, strategi web baru dan web yang sudah berkembang tidak bisa disamakan. Bisa jadi web yang menerbitkan banyak artikel memang tipikal web berita, atau mereka sudah punya banyak follower dan visitor loyal.
Sehingga, hukum “semakin banyak membuat artikel, semakin banyak share yang didapat” akan worked.
Sedangkan kalau kita membuat banyak konten dan menerbitkannya pada web baru yang follower dan visitornya masih sedikit, maka kuantitas konten tidak bisa dijamin berkualitas karena cenderung tidak ada yang membaca.
Apa Anda setuju dengan penjelasan beliau?
2. Promosi Konten
Saya sendiri pernah membaca pengalaman yang diterbitkan di blog beliau yaitu, beliau membuat artikel dengan waktu minimal 1-2 hari, dan sisanya beliau gunakan untuk promosi artikel atau konten tadi.
Resep ini beliau dapatkan juga dari pengalaman sebelumnya. Gagal jadi blogger yang menghasilkan.
Dulu, beliau hanya melakukan promosi konten dengan share di akun media sosial pribadinya saja. Masalahnya, akun tersebut tidak memiliki follower yang banyak, jadi bisa dibilang tidak optimal.
Jadi, beliau memiliki resep lagi, yaitu promosi tidak hanya terbatas pada akun media sosial sendiri. Harus lebih optimal lagi, misalnya dengan mengikuti forum aktif, mencari informasi yang dibutuhkan dari sana, mencoba ikut menyelesaikan masalah yang ada disana. Tidak hanya sekedar pasang link, “kunjungi ya”, “silahkan lihat web baru saya” dan bla bla bla.
..semua perlu timbal balik
Begitu pula dengan traffic atau kunjungan. Kalau Anda ingin mendapatkan kunjungan yang tinggi, Anda harus berkorban banyak. Bukankah begitu?